Kalau mendengar kata “puisi”, pasti kita langsung terpikir sesuatu kata-kata yang indah. Benar bukan? Hal itu tidaklah salah, karena memang puisi diciptakan dengan tujuan untuk mengungkapkan keindahan lewat tulisan, meski terkadang ada puisi yang kata-katanya lugas. Ngomong-ngomong soal puisi, ternyata puisi itu memiliki banyak jenis. Yuk, simak jenis-jenisnya.
1. Puisi Naratif
Puisi Naratif. Puisi ini berbentuk narasi, dan berisi pengungkapan cerita si penyair. Dalam jenis puisi ini terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu Balada dan Romansa. Puisi Balada adalah puisi yang berbentuk seperti cerita. Mengandung plot dan karakter. Sedangkan Romansa adalah puisi bentuk cerita yang menggunakan bahasa romantik, dan berisi kisah percintaan.
Contoh Puisi Balada
Balada Terbunuhnya Atmo Karpo
Karya: WS Rendra
Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi
Bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya di pucuk-pucuk para
Mengepit kuat-kuat lutut menunggang perampok yang diburu
Surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang
Segenap warga desa mengepung hutan itu
Dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo
Mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang
Berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri
Satu demi satu yang maju terhadap darahnya
Penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka.
Nyawamu barang pasar, hai orang-orang bebal!
Tombakmu pucuk daun dan matiku jauh orang papa.
Majulah Joko Pandan! Di mana ia?
Majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa.
Anak panah empat arah dan musuh tiga silang
Atmo Karpo tegak, luka tujuh liang.
Joko Pandan! Di mana ia!
Hanya padanya seorang kukandung dosa.
Bedah perutnya tapi masih setan ia
Menggertak kuda, di tiap ayun menungging kepala
Joko Pandan! Di manakah ia!
Hanya padanya seorang kukandung dosa.
Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan
Segala menyibak bagi derapnya kuda hitam
Ridla dada bagi derunya dendam yang tiba.
Pada langkah pertama keduanya sama baja.
Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo
Panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak angsoka.
Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka
Pesta bulan, sorak sorai, anggur darah.
Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang
Ia telah membunuh bapaknya.
2. Puisi Lirik
Puisi lirik adalah puisi yang memiliki rima atau persajakan tertentu dalam baris-barisnya. Puisi ini terbagi menjadi tiga jenis atau macam, yaitu Elegi, Serenada, dan Ode. Berikut penjelasannya.
Elegi. Elegi adalah jenis puisi yang berisi lirik-lirik kesedihan atau rasa duka yang sangat mendalam. Biasanya puisi-puisi ini tercipta ketika penyair merasa kehilangan orang yang dicintainya.
Serenada. Serenada adalah jenis puisi lirik yang bisa dinyanyikan. Bisa bertema sedih, cinta, bahagia, atau kecewa.
Ode. Ode adalah puisi lirik yang berisi puja-pujaan terhadap seseorang. Puja-pujaan ini bisa untuk memuja tokoh yang disukai, atau orang yang dicintai.
Contoh Puisi Ode
Diponegoro
Karya: Chairil Anwar
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak genta. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba
inasa di atas ditinda
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju.
Serbu.
Serang.
Terjang.
3. Puisi Deskreptif
Puisi Deskriptif adalah puisi yang tercipta atas kesan atau tanggapan penyair terhadap benda, keadaan, atau peristiwa. Puisi-puisi ini bisa berisi kritik. Jenis puisi ini terbagi menjadi Satire dan Puisi Kritik Sosial.
Satire. Satire adalah puisi yang berisi ketidakpuasan penyair terhadap sesuatu keadaan, akan tetapi penyair mengungkapkan dengan menyindir atau mengatakan dengan sebaliknya. Atau bisa dikatan puisi yang penuh majas Ironi.
Puisi Kritik Sosial. Puisi ini juga puisi yang mengungkapkan rasa ketidakpuasan terhadap sesuatu, akan tetapi penyair mengkritik dan mengatakan dengan sebenarnya apa yang pincang. Bisa menggunakan suatu metafora.
Contoh Puisi Satire
DI NEGERI AMPLOP
Oleh : (Gus Mus)
Aladin menyembunyikan lampu wasiatnya “malu”
Samson tersipu – sipu, rambut keramatnya ditutupi topi “rapi – rapi”
David coverfil dan rudini bersembunyi “rendah diri”
Entah, andai Nabi Musa bersedia datang membawa tongkatnya
Amplop – amplop di negeri amplop mengatur dengan teratur
Hal – hal yang tak teratur menjadi teratur
Hal – hal yang teratur menjadi tak teratur
Memutuskan putusan yang tak putus
Membatalkan putusan yang sudah putus
Amplop – amplop menguasai penguasa
Dan mengendalikan orang – orang biasa
Amplop – amplop membeberkan dan menyembunyikan
Mencairkan dan membekukan
Mengganjal dan melicinkan
Orang bicara bisa bisu
Orang mendengar bisa tuli
Orang alim bisa nafsu
Orang sakti bisa mati
Di negri amplop, amplop – amplop mengamplopi apa saja dan siapa saja
Februari 1943
Sekian ya teman-teman. Semoga penjelasan tentang jenis-jenis puisi bisa diterima dan menambah pengetahuan teman-teman.
Referensi: https://www.ruangguru.com/blog/jenis-puisi-dan-contohnya